Monday, June 16, 2008

Siberian Husky dan Seputar Anjing


Aku punya teman. (he he he ... kayak awal syairnya TTM)
Anak temanku namanya Sheila ... (lagi-lagi ... interkoneksi dengan grup band asal Yogya : Sheila on Seven. Tapi Shela on Seven lahir belakangan, jadi merekalah si peniru nama ... ha ha ha ...).

Sheila punya anjing peliharaan jenis Siberian Husky, diberi nama Chelsea ...




Kalau dipikir-pikir, agak lucu. Seperti kita tahu, Siberia itu letaknya di Rusia, sedangkan Chelsea adalah nama anak mantan Presiden AS, Bill Clinton. Padahal Rusia dan Amrik itu kan tidak begitu akur dan cenderung bersaing. Memang sih, perang dingin sudah usai. Uni Soviet sudah terpecah belah. Komintern sudah masuk museum. Tapi namanya bekas negara besar, bekas musuh, tetap saja tidak begitu akur bukan? Jadi sekarang, "anjing Rusia" bernama "anak perempuannya mantan Presiden AS", menjadi peliharaannya seorang Gadis Indonesia. Ssst ... mulai rasial nih ... bisa-bisa Rusia dan AS berang.

Ini adalah foto Sheila yang manis bersama Chelsea, yang bisa aku muat di sini atas seijin pemiliknya. Of course, Chelsea diwakili oleh Sheila. Thank you Sheila ...













Chelsea tampangnya seperti srigala, betul tidak? Tapi memang kelihatan lucu dan menggemaskan. Tidak kelihatan seperti anjing yang terlalu feminin dengan bulu-bulu yang eksotik, tapi mengundang rasa ingin memangku dan memeluk.
Aku tidak pernah pelihara anjing dan semacamnya. Kalau masalah makan aku bayangkan tidak sulit, tinggal disodori piring / baskom berisi makanan, beres. (Kalau misalnya anjing diberi makan hot-dog, mau tidak ya? Tahukah dia bahwa yang dia makan itu diberi nama hot-dog?)
Masalah tidur juga gampang. Anjing bisa tidur di mana saja, tidak seperti kucing, yang suka tidur di tempat nyaman seperti sofa.

Yang aku tidak bisa membayangkan adalah bagaimana mengajarkan masalah buang kotoran-nya. Kalau kucing, biasanya secara alami sudah "resik", yaitu kalau mau beol, dia cenderung mencari tempat berpasir / tanah, lalu setelah beol, dia akan menimbunnya dengan tanah / pasir. Entah darimana dia belajar adat seperti itu. Tapi anjing biasanya lebih jorok. Kencing dan beol di sembarang tempat. Jadi perlu diajar adat dan sopan santun berumah tangga.... ha ha ha... Entah bagaimana caranya? Yang hobby peliara anjing pasti tahu caranya.

Chelsea adalah nama anak perempuannya Hilary dan Bill Clinton. Maka patut diduga bahwa Chelsea adalah seekor anjing betina.

Ngomong betina, jadi ingat doggy style dalam hubungan intim. Yang ini pasti lenayakan orang dewasa tahu. Katanya untuk gaya ini, pihak laki-laki lebih menikmati daripada pihak perempuan. Tapi masih ada istilah yang dog-related untuk hubungan intim, yaitu "dogging". Katanya ini adalah kegiatan hubungan intim outdoor. Siapa yang pernah mecobanya, hayo? Mungkin asik juga ya. Hati berdebar-debar, karena sewaktu-waktu bisa kepergok orang lain. Tapi kalau memang dasarnya exhibisionis, ya lain. Lady Diana kabarnya pernah dogging dengan salah satu selingkuhannya. Seorang pekerja di rumahnya memergoki sprei yang penuh rumput saat harus mencucinya suatu pagi. Mohon maaf bagi fans Lady Diana. Mungkin ini cuma gossip.

Pada masa Perang Dunia II ada istilah Dog-Fight. Maksudnya adalah pertempuran antar pesawat udara dalam jarak dekat. Mungkin istilah ini juga digunakan dalam perang darat. Mungkin perbandingannya adalah seperti adegan anjing berkelahi. Bila anjing berkelahi, mereka seperti bergulat, jaraknya sangat dekat, karena yang mereka andalkan adalah giginya untuk menggigit. Mereka akan gigit-menggigit, terguling-guling, saling menindih, dan menggeram-geram, serta terkaing-kaing saat kesakitan. Padahal dari dulu manusia juga suka berperang, berkelahi, bunuh-membunuh. Makanya ada genre cerita silat (Bu Hiap). Tapi kok memakai perbandingan perkelahian antar manusia dengan perkelahian anjing. Kalau begini jadi teringat film "Snake in the Eagle's Shadow" dari Jackie Chan, waktu beliau masih muda.
Anjing juga suka dijadikan kata makian. "Dasar Anjing, luh!" Memang kenapa kalau anjing? "Bos Triad datang dengan dikawal oleh anjing-anjingnya!" Betapa kontradiktifnya perlakuan terhadap anjing. Disayang, tapi juga direndahkan.

Tapi anjing Chelsea nasibnya beruntung. Cukup makan, tidur nyaman, kebutuhan psikologis terpenuhi (dipeluk-peluk), masa depan terjamin ... cuma ... bagaimana dengan kebutuhan biologis (baca : sex)-nya?
Di Kompas Minggu kemarin ada berita selebriti, tentang Titi Syuman - Titi Syuman adalah menantunya Syumanjaya, iparnya Djenar Maesa Ayu, novelis "Syahwat Merdeka", dan terakhir menjadi sutradara - yang akan memerankan tokoh Rajata, adik Rahwana, yang bisa berbicara dengan hewan, antara lain monyet dan anjing, dalam Opera Jawa versi teater dari Garin Nugroho. Pada saat berbicara dengan hewan Titi harus berakting sebagai hewan. Menurut Titi, jadi monyet lebih susah, dia lebih mengerti bahasa tubuh dan gerakan anjing.
Agak aneh kalau dipikir. Bukankah secara taksonomi manusia lebih berkerabat dengan monyet daripada dengan anjing? Mungkin karena anjing lebih sering menjadi hewan peliharaan (pet), maka akhirnya manusia juga merasa lebih mengenal anjing daripada monyet.
Kadang dalam kehidupan juga terjadi seperti itu. Kita lebih akrab dan mengenal tetangga kita daripada sanak saudara yang tinggalnya jauh. Ada ungkapannya dalam bahasa Jawa. Sayang aku tidak ingat.

No comments: